Senin, 14 April 2025

Inspirasi Tanpa Batas dari Kstaria JNE Cikarang

 

Namanya Pak Anwar, seorang Bapak usia 42 tahun. Setiap paginya, sebelum matahari benar-benar tinggi menyinari makhluk ciptaan-Nya, Ia sudah siap dengan seragamnya, helm merah dan senyum yang menandakan ia sudah siap menjalankan rutinitas hariannya. Ia bukan seorang pegawai negeri, bukan pula orang yang terkenal. Ia hanya seorang petugas pengantar paket atau kurir ekspedisi JNE Express yang merupakan perusahan ekspedisi nomer wahid di Indonesia dengan 8.000 titik penjulan, Pak Anwar siap mengantarkan kebahagian dengan ketepatan mengantar paket, dari ujung gang sempit sampai dengan ke gedung bertingkat.

Pekerjaan sebagai petugas pengantar paket bukanlah impian masa kecil Pak Anwar. Tapi sejak ia bergabung dengan JNE Tiga tahun lalu, hidupnya kini berubah. Dulu ia hanyalah pekerja serabutan, yang harus pindah-pindah lokasi kerja. Saat ini di balik jaket merah biru JNE dan tas kronjonya kini, tersimpan semangat yang kuat dan tidak takut oleh rintangan atau kegagalan, semua dilakukan oleh Pak Anwar semata-mata untuk memenuhi kebutuhan istri dan kedua anaknya.

Menurut kebanyakan orang pekerjaannya bernilai pekerjaan yang sederhana, namun baginya mengantar paket bukanlah sebuah pekerjaan yang mudah dilakukan. Setiap harinya Pak Anwar bisa menempuh ratusan kilometer jalanan Kabupaten Bekasi, Tidak jarang saat pengantaran ia harus menerjang rintangan jalan raya dari mulai kepanasan di jalan, kehujanan, ban bocor hingga banjir semua sudah dirasakan oleh Pak Anwar. Baginya “Kalau badan sudah capek, wajib rehat sejenak sambi makan bekel yang sudah disiapkan oleh Istrinya, karena baginya badan ini boleh capek tapi semangat jangan ikut capek.” Karena setiap paket yang diantar tentunya punya cerita, harapan, dan makna tersendiri.

Tidak jarang ia harus mengantar paket yang memiliki urgensi tersendiri seperti paket kado ulang tahun yang ditunggu anak kecil, tidak jarang juga harus memprioritaskan pengantaran paket berupa obat penting untuk orang tua yang sedang sakit, Ia juga bersemangat  untuk mengirim paket berupa surat lamaran kerja yang penuh harap. “menurutnya Ini bukan cuma sebuah paket. Ini sebuah harapan yang sangat dinanti,” ujarnya.


Suatu ketika, menjelang tahun 2025 Pak Anwar harus mengantar paket ke sebuah daerah terpencil di Kabupaten Bekasi. Terlihat jelas olehnya kalau jalan tersebut rusak parah, sehingga tidak jarang kurir menghindari jalan tersebut karena sangat susah dilalui oleh motor. Tapi Pak  Anwar tahu, kalau paket itu berisi pakaian pernikahan mempelai wanita lengkap dengan satuset aksesoris perhiasan. Ia pun bergegas memarkir motor tersebut, lalu ia berjalan kaki  dibawah teriknya matahari kabupaten Bekasi, Ia harus berjalan dijalan yang rusak sejauh 3 kilometer dan menyusuri  lembabnya sawah, Sesampainya di sana, sang penerima langsung menangis haru. “Saya kira paket pakaian dan aksesoris pernikahan saya tidak akan sampai hari ini... alhamdulilah paket bisa saya terima hari ini dengan aman. Terima kasih, Mas,” ucapnya lirih.

Momen-momen seperti itulah yang membuat Pak Anwar merasa pekerjaannya punya makna lebih dan ucapan terimakasih dari pelanggan sudah membuat ia dihargai sebagai kurir. Karena Ia sadar, tidak semua orang bisa menerima pekerjaan sepertinya. Tapi semua orang bisa menjadi inspirasi, asalkan bekerja dengan hati dan ikhlas. Teman-temannya menjuluki Pak Anwar “si kurir sat set.” Karena Pak  Anwar memiliki tanggung jawab yang kuat , tidak suka menunda pengantaran paketnya. Baginya, kepercayaan pelanggan adalah tanggung jawab besar yang harus terpenuhi sehingga pelanggan akan ingat jasanya. “Kalau paket terlambat, artinya saya menghambat kebahagiaan pelanggan JNE. Sehingga saya harus melesat SAT SET seperti tema ulang tahun JNE yang ke 34th.


Pak Anwar meski Lelah setelah seharian mengantar paket tapi ia dikenal kurir yang murah senyum dan ramah kesemua pelanggan JNE. Dia percaya, kalua senyumnya adalah bagian dari sebuah pelayanan. Bahkan saat pernah kecelakaan kecil dijalan ia harus tetap mengantar paket meskipun dengan tangan yang diperban, ia tetap berkata selama masih bisa jalan dan yang paling terpenting paket sampai ditangan pelanggan dengan tepat waktu. “Baginya Luka bisa sembuh, lalu Kepercayaan ? Kalau sudah hilang kepercayaan, maka pelanggan susah balik.”

Di lingkungan rumahnya, Pak Anwar menjabat sebagai ketua RT (Rukun Tetangga). Istrinya mendukung penuh pekerjaannya sebagai RT dan Ksatria JNE, meski terkadang sang Istri suka khawatir saat turun hujan deras dimalam hari dan sang suami Pak Anwar belum pulang. Mereka hidup sangat sederhana dan Bahagia dirumah bersubsidi yang sudah diangsurnya selama 7 tahun. Anak-anaknya bangga setiap kali melihat ayahnya pulang membawa Kronjo atau tas besar khas kurir, seragam yang penuh debu jalanan tapi juga penuh cinta akan keluarganya.

 

“Bapaknya memang bukan pahlawan avengers, tapi bagi anaknya Pak Anwar adalah sosok ayah yang hebat karena nggak pernah menyerah dan tidak pernah mengeluh capek,” kata anak sulungnya, pernah suatu malam. Saat bercanda dengan ayahnya nampak Pak Anwar tertawa kecil. Tapi di balik tawanya, ada rasa haru yang tak bisa ia ungkapkan ke anak sulungnya. Bekerja di JNE bukan hanya soal gaji bulanan. Tapi tentang arti hadir bagi orang lain, walau hanya sebagai pengantar paket.

 Pak Anwar membuktikan bahwa inspirasi tidak membutuhkan panggung besar. Tak perlu gelar tinggi atau viral di media sosial. Cukup satu hal saja kerjalah dengan hati yang ikhlas dan tidak menyerah dalam situasi apa pun.

*Karena inspirasi itu tanpa batas siapapun bisa terinspirasi dan menginsipirasi, Inspirasi itu bisa datang dari siapa saja, bahkan dari seseorang yang setiap hari melintasi jalanan terpencil diKabupaten Bekasi, membawa harapan dalam tas kronjo yang bertuliskan: JNE Express.*

By: Siti Nurul Aisyah 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar